Jumat, 16 Januari 2015

Program Audit

Program Audit


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai program audit, perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan antara prosedur audit dan program audit.

  1. Prosedur audit adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melakukan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efesien dan efektif. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti audit seperti diantaranya: konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry), dsb.
  2. Program audit yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjalankan proses audit yakni perencanaan audit, pekerjaan lapangan dan pelaporan.
Lingkup dari program audit yang dilakukan perusahaan ada tiga, yaitu:

a.  Tujuan Pemeriksaan
b.  Prosedur Audit yang akan dijalankan
c.   Kesimpulan Pemeriksaan

Klasifikasi Audit Program:

1.       Compliance test (Pengujian kepatuhan)

Pengujian kepatuhan atau compliance test adalah pengujian terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi telah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen.

Fokus perhatian yang dilakukan dalam compliance test adalah:
-          Kelengkapan Dokumen Pendukung (supporting document)
-          Kebenaran Perhitungan Matematis (footing, cross footing, extension)
-          Otorisasi dari berwenang
-          Kebenaran nomor perkiraan (debit/kredit)
-          Kebenaran posting ke buku besar (GL)

         Contoh compliance test:

         - Test of Control

Dalam melakukan pengujian kepatuhan yang berupa test of control, berikut beberapa contoh kegiatan yang biasa dilakukan oleh auditor diantaranya yaitu tanya jawab dengan personel yang tepat, reperform prosedur klien, uji dokumen, catetan dan laporan, observasi aktivitas kontrol.

        - The Procedures for Understanding Internal Control

         Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan dalam melakukan prosedur untuk memahami internal control perusahaan yaitu:
                Mengamati dari pengalaman auditor sebelumnya
          Tanya jawab dengan personel klien
          Membaca dan menganalisis dari sistem dan kebijakan klien
          Uji dokumen

2.       Substantive test (Pengujian Substantif)

        Pengujian substantif atau substantive test pengujian terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan (neraca dan laba rugi).


        Contoh substantive test:

         - Test of Details of Balance

Dalam melakukan pengujian substantif test of details of balance, auditor biasanya berfokus terhadap saldo akhir general ledger atau buku besar. TDB atau test of details of balance ini biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran unit moneter dari akun (nilai rupiah saldo akun). Berikut beberapa contoh prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor:
1. konfirmasi saldo piutang
2. pengujian cut off penjualan
3. rekonsiliasi bank (contoh sebelumnya)
4. pemeriksaan fisik persediaan
5. pemeriksaan dokumen utang

        - Analitycal Procedures

Analytical procedure yang lazim digunakan oleh auditor yakni perbandingan antara data berjalan dengan data laporan keuangan sebelumnya.

      a    Tujuan:
     -       Memahami bisnis klien
     -       Mengetahui kemampuan klien terhadap goingconcern
     -       Menemukan indikasi potensi salah saji
     -       Mempersempit fokus audit

b.   Ilustrasi: "perubahan signifikan dalam saldo laba kotor" yang kemudian dilakukan audit terhadap indikasi salah saji dalam HPP


Biasanya setiap kantor akuntan publik atau KAP memiliki dan membuat program auditnya sendiri. Namun dalam membuatnya para auditor dapat melihat beberapa contoh program audit yang banyak tersebar di media. Berikut merupakan beberapa contoh dari program audit baik yang dilakukan dengan compliance test maupun dengan substantif test.







Semoga bermanfaat :)
-AR-
Ria Nur Rizqiah



Perencanaan Audit (Audit Plan)

Perencanaan Audit


     Perencanaan audit atau audit plan adalah segala sesuatu yang meliputi pengembangan strategi menyeluruhmengenai  pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Audit Plan bersifat relatif terhadap faktor:
  1.  Ukuran dan kompleksitas usaha
  2. Pengalaman atas usaha
  3. Pengetahuan atas bisnis

        Ada beberapa alasan yang menjadikan dasar alasan mengapa perlu dilakukannya perencanaan audit, yaitu:
  1. Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup yang akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilakukan.
  2. Untuk menekan biaya audit agar terjadi efisiensi biaya sehingga auditor akan mendapat fee yang lebih besar.
  3. Untuk menghindari salah pengertian dengan klien. Oleh karena itu perlu dilakukan komunikasi terlebih dahulu kepada klien yang dilakukan dalam merencanakan audit.
         Dalam melakukan perencanaan audit, ada beberapa tahap kegiatan yang dilakukan oleh auditor:
  •     Perencanaan awal, tahap ini yakni menyangkut keputusan untuk menerima/melanjutkan pelaksanaan audit terkait kewajiban hukum klien, mengevaluasi alasan klien diaudit, memilih staf penugasan, mendapatkan surat penugasan.

  •    Memahami bisnis klien, tentang bidang usaha dan industri (aturan akuntansi, resiko bisnis, resiko bawaan), meninjau kantor dan pabrik, menelaah kebijakan perusahaan, mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, serta mengevaluasi kebutuhan akan spesialis yang akan auditor pahami melalui sumber informasi berikut:
                - Pengalaman
                - Tanya jawab dengan klien
                - KKA tahun lalu
                - Publikasi informasi oleh industri
                - Laporan Keuangan
                - Buku teks, majalah
                - Sumber relevan lain
  • Memahami kewajiban hokum klien melalui akte pendirian dan AD ART, Risalah Rapat Dewan Direksi, Komisaris, Pemegang Saham serta melalui kontrak kerja lainnya yang dimiliki perusahaan.
  • Pelaksanaan prosedur analitis:
-          Membandingkan data klien dengan industri
-          Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya
-          Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien
-          Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan auditor
-          Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan


  •  Menentukan materialitas dan resiko
  • Memahami sistem pengendalian internal (SPI) dan resikonya
  • Pengembangan rencana dan program audit


               Di dalam audit plan, terdapat beberapa konten yang harus ada, yaitu:
  1. Informasi umum tentang klien (Identitas klien, Legalitas, Accounting Policies, Neraca Komparatif, Counterpart, Accounting, Auditing, & Tax Problem)
  2. Faktor yang mempengaruhi klien (regulasi atau kondisi makro)
  3. Rencana kerja auditor (Staffing, Waktu Pemeriksaan, Budget, Jasa yang diberikan, Bantuan yang diharapkan dari klien, Time Schedule)
          
          Semoga bermanfaat :)
          -AR-
          Ria Nur Rizqiah





Tujuan Audit

Tujuan Audit


Tujuan utama dari dilaksanakannya proses audit adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, baik mengenai posisi keuangan perusahaan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Pendapat yang dikemukakan oleh auditor mengenai kewajaran atas penyajian laporan keuangan perusahaan klien dapat dijadikan sebagai jaminan yang memadai (reasonable assurance) atas apa yang terjadi dalam operasional perusahaan. Untuk dapat merealisasikan usaha tersebut, ada beberapa hal yang dilakukan auditor yaitu:
  1. Subjektifitas Professional, yakni dengan menggunakan pertimbangan profesional dalam menentukan sifat, waktu, luas prosedur audit dan pengambilan keputusan atas bahan bukti audit yang telah dikumpulkan.
  2. Sampling, audit dilakukan atas dasar pengujian pada beberapa sampel kasus transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
  3. Control Risk, wujudnya resiko dalam pengendalian internal.
  4. Bahan bukti hanya memberikan keyakinan (persuasif) bukan menyimpulkan (konklusif).
  5. Cost Benefit, audit dilakukan atas pertimbangan ekonomi.
  6. Laporan Keuangan yang disusun manajemen berdasarkan estimasi akuntansi, seperti: penyisihan piutang, umur ekonomis aktiva, taksiran penurunan nilai aktiva.

Tujuan audit akan tercapai apabila auditor telah melaksanakan keseluruhan proses audit. Proses Audit adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang kompeten. Berikut merupakan tahapan dari proses audit:
  1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit (mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien, memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian intern).
  2. Pengujian pengendalian dan transaksi.
  3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
  4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.

          Tujuan audit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  • Tujuan Keseluruhan: Tujuan audit berkait transaksi (Transaction-Related Audit Objectives) yaitu Panduan untuk mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup dan tepat.



Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Berkait Transaksi



  •        Tujuan per Tinggkat Akun: Tujuan audit berkait saldo (Balanced-Related Audit Objectives)

Tujuan audit berkait saldo diterapkan pada saldo akhir akun-akun neraca dan laba rugi. Tujuannya yakni sebagai panduan dalam mengaudit saldo akhir akun neraca dan laba rugi, mengumpulkan bahan bukti dan memverifikasi rincian-rincian yang mendukung saldo akun. Contoh, mengaudit saldo piutang usaha dengan meminta daftar rincian piutang usaha dan mencocokkan dengan buku besar.




Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Berkait Saldo


Semoga bermanfaat :)
-AR-
Ria Nur Rizqiah