Jumat, 16 Januari 2015

Program Audit

Program Audit


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai program audit, perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan antara prosedur audit dan program audit.

  1. Prosedur audit adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melakukan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efesien dan efektif. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti audit seperti diantaranya: konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry), dsb.
  2. Program audit yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjalankan proses audit yakni perencanaan audit, pekerjaan lapangan dan pelaporan.
Lingkup dari program audit yang dilakukan perusahaan ada tiga, yaitu:

a.  Tujuan Pemeriksaan
b.  Prosedur Audit yang akan dijalankan
c.   Kesimpulan Pemeriksaan

Klasifikasi Audit Program:

1.       Compliance test (Pengujian kepatuhan)

Pengujian kepatuhan atau compliance test adalah pengujian terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi telah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen.

Fokus perhatian yang dilakukan dalam compliance test adalah:
-          Kelengkapan Dokumen Pendukung (supporting document)
-          Kebenaran Perhitungan Matematis (footing, cross footing, extension)
-          Otorisasi dari berwenang
-          Kebenaran nomor perkiraan (debit/kredit)
-          Kebenaran posting ke buku besar (GL)

         Contoh compliance test:

         - Test of Control

Dalam melakukan pengujian kepatuhan yang berupa test of control, berikut beberapa contoh kegiatan yang biasa dilakukan oleh auditor diantaranya yaitu tanya jawab dengan personel yang tepat, reperform prosedur klien, uji dokumen, catetan dan laporan, observasi aktivitas kontrol.

        - The Procedures for Understanding Internal Control

         Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan dalam melakukan prosedur untuk memahami internal control perusahaan yaitu:
                Mengamati dari pengalaman auditor sebelumnya
          Tanya jawab dengan personel klien
          Membaca dan menganalisis dari sistem dan kebijakan klien
          Uji dokumen

2.       Substantive test (Pengujian Substantif)

        Pengujian substantif atau substantive test pengujian terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan keuangan (neraca dan laba rugi).


        Contoh substantive test:

         - Test of Details of Balance

Dalam melakukan pengujian substantif test of details of balance, auditor biasanya berfokus terhadap saldo akhir general ledger atau buku besar. TDB atau test of details of balance ini biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran unit moneter dari akun (nilai rupiah saldo akun). Berikut beberapa contoh prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor:
1. konfirmasi saldo piutang
2. pengujian cut off penjualan
3. rekonsiliasi bank (contoh sebelumnya)
4. pemeriksaan fisik persediaan
5. pemeriksaan dokumen utang

        - Analitycal Procedures

Analytical procedure yang lazim digunakan oleh auditor yakni perbandingan antara data berjalan dengan data laporan keuangan sebelumnya.

      a    Tujuan:
     -       Memahami bisnis klien
     -       Mengetahui kemampuan klien terhadap goingconcern
     -       Menemukan indikasi potensi salah saji
     -       Mempersempit fokus audit

b.   Ilustrasi: "perubahan signifikan dalam saldo laba kotor" yang kemudian dilakukan audit terhadap indikasi salah saji dalam HPP


Biasanya setiap kantor akuntan publik atau KAP memiliki dan membuat program auditnya sendiri. Namun dalam membuatnya para auditor dapat melihat beberapa contoh program audit yang banyak tersebar di media. Berikut merupakan beberapa contoh dari program audit baik yang dilakukan dengan compliance test maupun dengan substantif test.







Semoga bermanfaat :)
-AR-
Ria Nur Rizqiah



Perencanaan Audit (Audit Plan)

Perencanaan Audit


     Perencanaan audit atau audit plan adalah segala sesuatu yang meliputi pengembangan strategi menyeluruhmengenai  pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Audit Plan bersifat relatif terhadap faktor:
  1.  Ukuran dan kompleksitas usaha
  2. Pengalaman atas usaha
  3. Pengetahuan atas bisnis

        Ada beberapa alasan yang menjadikan dasar alasan mengapa perlu dilakukannya perencanaan audit, yaitu:
  1. Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup yang akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilakukan.
  2. Untuk menekan biaya audit agar terjadi efisiensi biaya sehingga auditor akan mendapat fee yang lebih besar.
  3. Untuk menghindari salah pengertian dengan klien. Oleh karena itu perlu dilakukan komunikasi terlebih dahulu kepada klien yang dilakukan dalam merencanakan audit.
         Dalam melakukan perencanaan audit, ada beberapa tahap kegiatan yang dilakukan oleh auditor:
  •     Perencanaan awal, tahap ini yakni menyangkut keputusan untuk menerima/melanjutkan pelaksanaan audit terkait kewajiban hukum klien, mengevaluasi alasan klien diaudit, memilih staf penugasan, mendapatkan surat penugasan.

  •    Memahami bisnis klien, tentang bidang usaha dan industri (aturan akuntansi, resiko bisnis, resiko bawaan), meninjau kantor dan pabrik, menelaah kebijakan perusahaan, mengidentifikasi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, serta mengevaluasi kebutuhan akan spesialis yang akan auditor pahami melalui sumber informasi berikut:
                - Pengalaman
                - Tanya jawab dengan klien
                - KKA tahun lalu
                - Publikasi informasi oleh industri
                - Laporan Keuangan
                - Buku teks, majalah
                - Sumber relevan lain
  • Memahami kewajiban hokum klien melalui akte pendirian dan AD ART, Risalah Rapat Dewan Direksi, Komisaris, Pemegang Saham serta melalui kontrak kerja lainnya yang dimiliki perusahaan.
  • Pelaksanaan prosedur analitis:
-          Membandingkan data klien dengan industri
-          Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya
-          Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien
-          Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan auditor
-          Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan


  •  Menentukan materialitas dan resiko
  • Memahami sistem pengendalian internal (SPI) dan resikonya
  • Pengembangan rencana dan program audit


               Di dalam audit plan, terdapat beberapa konten yang harus ada, yaitu:
  1. Informasi umum tentang klien (Identitas klien, Legalitas, Accounting Policies, Neraca Komparatif, Counterpart, Accounting, Auditing, & Tax Problem)
  2. Faktor yang mempengaruhi klien (regulasi atau kondisi makro)
  3. Rencana kerja auditor (Staffing, Waktu Pemeriksaan, Budget, Jasa yang diberikan, Bantuan yang diharapkan dari klien, Time Schedule)
          
          Semoga bermanfaat :)
          -AR-
          Ria Nur Rizqiah





Tujuan Audit

Tujuan Audit


Tujuan utama dari dilaksanakannya proses audit adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, baik mengenai posisi keuangan perusahaan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Pendapat yang dikemukakan oleh auditor mengenai kewajaran atas penyajian laporan keuangan perusahaan klien dapat dijadikan sebagai jaminan yang memadai (reasonable assurance) atas apa yang terjadi dalam operasional perusahaan. Untuk dapat merealisasikan usaha tersebut, ada beberapa hal yang dilakukan auditor yaitu:
  1. Subjektifitas Professional, yakni dengan menggunakan pertimbangan profesional dalam menentukan sifat, waktu, luas prosedur audit dan pengambilan keputusan atas bahan bukti audit yang telah dikumpulkan.
  2. Sampling, audit dilakukan atas dasar pengujian pada beberapa sampel kasus transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
  3. Control Risk, wujudnya resiko dalam pengendalian internal.
  4. Bahan bukti hanya memberikan keyakinan (persuasif) bukan menyimpulkan (konklusif).
  5. Cost Benefit, audit dilakukan atas pertimbangan ekonomi.
  6. Laporan Keuangan yang disusun manajemen berdasarkan estimasi akuntansi, seperti: penyisihan piutang, umur ekonomis aktiva, taksiran penurunan nilai aktiva.

Tujuan audit akan tercapai apabila auditor telah melaksanakan keseluruhan proses audit. Proses Audit adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang kompeten. Berikut merupakan tahapan dari proses audit:
  1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit (mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien, memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian intern).
  2. Pengujian pengendalian dan transaksi.
  3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
  4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.

          Tujuan audit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  • Tujuan Keseluruhan: Tujuan audit berkait transaksi (Transaction-Related Audit Objectives) yaitu Panduan untuk mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup dan tepat.



Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Berkait Transaksi



  •        Tujuan per Tinggkat Akun: Tujuan audit berkait saldo (Balanced-Related Audit Objectives)

Tujuan audit berkait saldo diterapkan pada saldo akhir akun-akun neraca dan laba rugi. Tujuannya yakni sebagai panduan dalam mengaudit saldo akhir akun neraca dan laba rugi, mengumpulkan bahan bukti dan memverifikasi rincian-rincian yang mendukung saldo akun. Contoh, mengaudit saldo piutang usaha dengan meminta daftar rincian piutang usaha dan mencocokkan dengan buku besar.




Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Berkait Saldo


Semoga bermanfaat :)
-AR-
Ria Nur Rizqiah



Senin, 13 Oktober 2014

Laporan Audit

Laporan Audit


Hello guys, setelah kita tau sedikit pengantar mengenai auditing kemarin, sekarang kita lanjut yuk pembahasan tentang auditing selanjutnya. Kali ini kita akan membahas mengenai laporan audit. Apa itu laporan audit dan gimana bentuknya? Kita kupas tuntas yuk :)

       1. Pengertian Laporan Audit

Laporan audit adalah output dari rangkaian akhir proses audit yang memuat opini/kesimpulan auditor atas laporan keuangan yang diaudit dan diterbitkan oleh KAP

       2. Jenis Laporan Audit
 
    Laporan audit secara umum terdiri dari 4 jenis. Semua jenis laporan audit ini tidak menyatakan bahwalaporan keuangan suatu perusahaan disampaikan dengan benar atau salah, tetapi dengan pernyataan wajar atau tidak wajar. Hal ini dikarenakan oleh tidak rinci dan lengkapnya bukti audit yang digunakan oleh auditor dalam melakukan proses audit. Para auditor hanya menggunakan sebagian bukti sebagai sampling. Beberapa jenis laporan audit secara umum yaitu:
  • Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
  • Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
  • Tidak  wajar (adverse opinion)
  • Tidak memberikan pendapat (disclaimer)

a. Contoh laporan audit dengan pendapat “wajar tanpa pengecualian”

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. STEI SEBI
Jl. Pondok Rangga, Bojongsari, Sawangan
Depok, Jawa Barat


Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT. STEI SEBI  per 31 Desember 2013 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. STEI SEBI per 31 Desember 2013, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


Kantor akuntan
Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA


(Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA)
Reg. Neg-D110495

Tanggal, 01 April 2014


b. Contoh laporan audit dengan pendapat “wajar dengan pengecualian”

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. STEI SEBI
Jl. Pondok Rangga, Bojongsari, Sawangan
Depok, Jawa Barat


Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT. STEI SEBI  per 31 Desember 2013 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 200.000.000,-, kewajiban jangka panjang sebesar Rp. 200.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp. 20.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 2.000,- untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. STEI SEBI per 31 Desember 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada  tanggal  tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA


(Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA)
Reg. Neg-D110495

Tanggal, 01 April 2014


c. Contoh laporan audit dengan pendapat “tidak wajar”

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. STEI SEBI
Jl. Pondok Rangga, Bojongsari, Sawangan
Depok, Jawa Barat


Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT. STEI SEBI  per 31 Desember 2013 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.

Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 2013, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 625.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 85.500.000 dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. STEI SEBI per 31 Desember 2013, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada  tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


Kantor akuntan
Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA


(Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA)
Reg. Neg-D110495

Tanggal, 01 April 2014


·         d. Contoh laporan audit dengan pernyataan “tidak memberikan pendapat”

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. STEI SEBI
Jl. Pondok Rangga, Bojongsari, Sawangan
Depok, Jawa Barat


Kami  telah ditugasi untuk mengaudit laporan posisi keuangan PT. STEI SEBI  tanggal 31 Desember 2013 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2013 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 950.000.000 pada tanggal 31 Desember 2013. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 2013 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap.

Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan  pendapat atas laporan keuangan.


Kantor akuntan
Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA


(Ria Nur Rizqiah, SEI., Ak., CPA., CA)
Reg. Neg-D110495

Tanggal, 01 April 2014


Dari beberapa contoh jenis laporan audit di atas sangatlah berpengaruh terhadap image perusahaan di hadapan investor dan kreditur. Apabila laporan keuangan perusahaan dikatakan wajar tanpa pengecualian oleh pihak auditor, maka akan memudahkan perusahaan dalam mendapatkan bantuan maupun dana investasi dari para investor. Sebaliknya, apabila auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan suatu perusahaan atau bahkan dikatakan tidak wajar, maka akan banyak investor maupun kreditur yang mempertimbangkan kembali rencananya dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut.  

Untuk mendapatkan pernyataan wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari sebuah auditor, maka ada tiga kondisi yang harus dipenuhi, yaitu:
  • Tidak membatasi lingkup audit, pihak perusahaan dengan senang hati menyediakan segala bukti audit yang diperlukan auditor tanpa menyembunyikan apapun.
  • Laporan keuangan yang akan diaudit harus disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
  • Jasa auditor yang dipekerjakan haruslah independen dan tidak ada sangkut-pautnya dengan perusahaan.
Apabila ketiga syarat tersebut ada yang tidak terpenuhi, maka laporan keuangan yang diaudit tersebut tidak akan dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh pihak auditor. Selanjutnya, auditor juga akan mempertimbangkan tingkat materialitas atau seberapa besar penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan. Tingkat materialitas dibagi menjadi tiga bagian dan masing-masing akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pembuatan keputusan seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

TINGKAT MATERIALITAS
PENGARUH TERHADAP PEMBUAT KEPUTUSAN
JENIS OPINI
Tidak material
Tidak berpengaruh kepada pembuat keputusan
WTP
Material
Salah saji pada akun/tertentu mempengaruhi pembuat keputusan/material. Tapi secara umum LK disajikan secara wajar
Wajar dengan Pengecualian
Sangat material
Mempengaruhi pembuatan keputusan secara  signifikan
Disclaimer atau Tidak wajar
Dengan tingkat materialitas yang berbeda, maka akan berbeda pula jenis opini yang dikeluarkan oleh pihak auditor sesuai jenis penyimpangan yang dilakukannya seperti yang digambarkan di bawah ini:
      



            3. Isi Laporan Audit

Laporan audit terdiri dari dua komponen yaitu lembar opini audit dan laporan keuangan versi audit. Dan dalam lembar opini audit, ada 7 bagian-bagian yang wajib dicantumkan di dalamnya, yaitu:
  • Judul Laporan (harus mengandung kata “independen”)
  • Alamat yang dituju laporan audit 
  • Paragraf pengantar/pendahuluan (paragraf ini menyatakan bahwa KAP telah mengaudit, jenis laporan keuangan yang diaudit, dan tanggung jawab dari pihak managemen perusahan maupun pihak auditor)
  • Paragraf lingkup audit 
  • Paragraf pendapat/opini 
  • Nama, ttd akuntan publik dan no. register 
  • Tanggal laporan audit
Untuk lebih jelasnya, anda dapat melihat contoh lembar opini audit berikut,



Semoga bermanfaat :)
-AR-